Minggu, 13 Desember 2009

Menghemat Biaya Produksi Film


Dari sisi industri, peran teknologi cukup dominan untuk membuat dunia perfilman lebih berkembang lagi. Saat ini, harus diakui, untuk membuat film berformat seluloid dibutuhkan dana yang tidak sedikit.

"Biaya satu Produksi Film bisa mencapai antara Rp 5 miliar-Rp 10 miliar. Namun di masa mendatang, dengan kemajuan teknologi kamera dan prosesing film, masalah mahalnya biaya dapat diatasi," kata Direktur Perfilman Nasional Ukus Kuswara di Jakarta.

Sejak tahun 2001 dunia perfilman Indonesia mulai menggeliat kembali setelah beberapa lama terpuruk tanpa produksi film. Kini, jumlah produksi film meningkat bahkan di tahun 2008 mencapai 87 film.

"Tahun 2009 ini kami targetkan produksi film sebanyak 100 judul, dan diharapkan kualitas film kita dapat makin baik," kata Direktur Jenderal Seni, Budaya dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Cecep Suparman..

Dalam rangka memperingati Hari Film Nasional ke-59 pada 30 Maret 2009, pemerintah mengajak semua insan perfilman Indonesia untuk terus berkarya dan berkreativitas. Lebih bagus lagi jika bisa menghasilkan film-film Indonesia yang berkualitas.

Berbagai acara digelar untuk menyemarakkan HFN ke-59 ini, seperti workshop, seminar, pemutaran film dan lomba film via handphone. Puncak acara diselenggarakan di Grand Indonesia 26 April 2009.

"Dari sisi kuantitas, perfilman nasional mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Animo produksi film meningkat. Tinggal persoalannya adalah bagaimana para pihak yang terlibat dalam dunia perfilman Indonesia juga meningkatkan sisi kualitas secara bersamaan. Baik dari segi kualitas tema, gambar dan produksi secara keseluruhan," kata Direktur Perfi lman Nasional Ukus Kuswara.

Ukus Kuswara mengharapkan, film-film Indonesia bisa memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat, mendorong perilaku positif masyarakat dan mengajak masyarakat berpikir realistis, tidak bermimpi, serta tetap berpegang kepada kearifan kebudayaan lokal.

Tiga tahun terakhir Produksi Film meningkat. Di tahun 2006 jumlah produksi film sebanyak 33 judul, tahun 2007 ada 53 judul, tahun 2008 ada 87 judul. Hingga bulan Maret 2009 ini jumlah film yang sudah diproduksi dan dinyatakan lulus sensor mencapai 16 judul.

Untuk makin mengembangkan perfilman nasional, pemerintah melalui Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik telah mengirim surat kepada para gubernur di setiap provinsi untuk menghidupkan kembali bioskop di wilayah provinsi maupun kabupaten/kota. Bahkan diimbau, agar di setiap pusat perbelanjaan modern dibangun bioskop sehingga film nasional lebih cepat beredar hingga ke daerah.

Ukus Kuswara menambahkan, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata juga berencana untuk mengotimalkan peran asosiasi-asosiasi perfilman yang ada saat ini. Kita berharap ada standarisasi dan sertifikasi bagi anggota asosiasi, dengan demikian akan terjadi peningkatan kemampuan kinerja para anggota asosiasi dan secara psikologis mereka merasa nyaman dan terlindungi, kata Ukus Kuswara.

oase.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar